Covid-19 dan Lapangan Kerja
Dunia sedang mengalami masa pandemi Covid-19 tak terkecuali di Indonesia. Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus SarsCov-2. Menurut penelitian yang telah dilakukan, virus ini mudah menular dengan melalui cairan yang berasal dari mulut dan hidung seseorang yang terinfeksi. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan himbauan kepada masyarakat untuk memakai masker, mencuci tangan, dan melakukan physical distancing. Himbauan ini dibarengi dengan adanya kebijakan tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan ini berisi pemberlakuan pembelajaran jarak jauh di sekolah dan perguruan tinggi, menghimbau agar aktivitas kerja dilakukan di rumah atau yang kita kenal sebagai Work From Home (WFH), dan pembatasan pengunjung restoran serta tempat-tempat wisata.
Kebijakan pemberlakuan PSBB menyebabkan perekonomian di Indonesia menurun bahkan banyak karyawan yang kehilangan pekerjaanya, sehingga angka pengangguran semakin meningkat. Bukan hanya itu, para pedagang yang mengalami penurunan omset dan kerugian, yang akhirnya menyebabkan mereka gulung tikar. Pemerintah sudah berusaha untuk menekan kemerosotan ekonomi Indonesia, namun nyatanya hal itu belum membantu ekonomi Indonesia pulih.
Imbas kemerosotan ekonomi dirasakan hampir semua penduduk Indonesia yang jumlahnya sudah lebih dari 270 juta. Lima puluh persen diantaranya termasuk dalam usia produktif. Sayangnya pada masa pandemi ini juga terdapat penurunan lapangan pekerjaan. Sehingga generasi muda di tuntut untuk bertahan dengan cara lain. Saat ini, untuk menjadi seseorang yang produktif tidak hanya dilihat apakah seseorang bekerja menjadi karyawan, ada alternatif lain yang mungkin belum terpikirkan oleh pemuda-pemuda Indonesia. Alternatif itu adalah greenjobs.
Greenjobs dan Circular Economy
Sebenarnya tanpa sadar, greenjobs sudah dilakukan puluhan tahun yang lalu namun karena saat ini dunia sedang terancam oleh isu-isu pemanasan global dan ancaman sampah dunia yang terus bertambah maka istilah-istilah seperti greenjobs semakin tenar. Greenjobs dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pekerjaan ramah lingkungan. International Labour Organization pada tahun 2008 mendefinisikan istillah greenjobs sebagai penciptaan lapangan pekerjaan yang layak secara ekonomi dan dapat mengurangi konsumsi energi dan bahan baku (dematerialize economy), mengurangi emisi gas rumah kaca (decarbonize economy), mengurangi limbah dan polusi, melindungi dan memperbaiki kualitas lingkungan serta mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Pada tahun 2018 ILO telah mendefinisikan seluruh pekerjaan dalam siklus ekonomi sirkular sebagai greenjobs.
Ekonomi sirkular didasarkan pada prinsip-prinsip merancang limbah dan polusi, menjaga produk dan bahan tetap digunakan, dan meregenerasi sistem alam. Menggeser sistem menjadi ekonomi sirkular melibatkan semua orang dan segalanya: bisnis, pemerintah, dan individu; kota kita, produk kita, dan pekerjaan kita. Dengan Merancang limbah dan polusi, menjaga produk dan bahan tetap digunakan, dan meregenerasi sistem alami, kita dapat berkontribusi untuk mengembalikan bumi dari kerusakan.
Lalu apa bagaimana pemuda Indonesia bisa memanfaatkan greenjobs sebagai peluang kerja? Jawabanya sangat mudah, peluang pertama, pemuda Indonesia bisa memulai untuk mengelola limbah rumah tangga yang ada di sekitarnya menjadi produk baru yang bisa digunakan kembali. Contoh paling sederhana dari peluang ini adalah pemisahan limbah organik dan organik. Limbah organik bisa diolah menjadi kompos atau media tanam organik bagi pertaniaan. Jika diteruskan, pemuda bisa mengunakan media tanam ini untuk membangun pertanian organik kecil-kecilan dari rumah. Hasilnya bisa dikonsumsi secara pribadi maupun dijual. Apalagi saat ini dunia bercocok tanam sedang digandrungi oleh ibu-ibu.
Selain itu limbah organik juga bisa dimanfaatkan menjadi bahan baku untuk produksi biogas. Biogas merupakan gas yang diperoleh dari sampah organik melalui sebuah proses yang melibatkan bakteri anaerob. Proses produksi biogas ini dilakukan baik untuk skala rumahan maupun skala besar. Biogas skala rumahan bisa digunakan untuk bahan bakar memasak. Pada skala besar biogas dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. Salah satu perusahaan di Irlandia, yang memproduksi biogas, melakukan kerjasama dengan restoran, pabrik, dan supermarket, untuk memperoleh bahan baku produksi biogas yaitu sampah organik. Bahkan beberapa perusahaan sudah memproduksi mobil dengan bahan bakar biogas dan membangun tempat pengisian biogas. Ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan limbah yang menghasilkan energi terbarukan.
Untuk sampah anorganik, pemuda Indonesia bisa mencoba memisahkan sampah-sampah ini ke dalam kategori-kategori tertentu. Pemisahan ini bertujuan untuk memudahkan pengolahan sampah. Ada beberapa perusahaan pengolahan limbah yang mau membeli sampah-sampah yang sudah dipilah dan dibersihkan. Tidak hanya plastik, bahkan beberapa industri mengkhususkan diri untuk menerima limbah minyak goreng bekas pakai atau yang biasa kita sebut jelantah. Ini bisa menjadi peluang bagi pemuda untuk berbisnis di bidang pengolahan limbah.
Peluang kedua yaitu pemanfaatan baju bekas. Pemanfaatan baju bekas yang sederhana adalah dengan istilah thrifting atau penjualan baju-baju bekas. Sayangnya, hal ini memicu impor baju bekas yang berlebihan dan ilegal masuk ke Indonesia dan akhirnya menjadi masalah penumpukan sampah baru di negara kita. Jadi bijak-bijaklah memilih model pemanfaatan limbah, jangan sampai menyebabkan masalah baru. Selain thrifting, beberapa komunitas pecinta lingkungan membuat acara-acara tukar baju. Acara tukar baju ini, bisa menekan konsumsi berlebihan pada pakaian. Jika ingin membeli baju baru, ada baiknya menengok acara ini, siapa tahu baju-baju yang sudah jarang dipakai tapi memiliki kondisi yang bagus bisa ditukar dengan baju lain yang ingin kita pakai.
Pemanfaatan baju bekas bukan semata-mata hanya menjual baju bekas, tapi bagaimana mengolah baju bekas menjadi sebuah barang baru yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Beberapa negara sudah memiliki industri yang memanfaatkan teknologi untuk mendaur ulang baju bekas ini menjadi material kain yang baru. Masyarakat indonesia bisa belajar mengenai teknologi dan industri ini.
How to Start
Memulai
merupakan langkah terberat untuk melakukan suatu hal. Tidak jarang kita tidak
tahu harus mulai dari mana ketika ingin berkontribusi dan mencoba peluang
greenjobs. Berikut ini beberapa saran yang mungkin bisa dicoba:
1. Mulailah
dari diri sendiri dan lingkungan terdekat.
Perubahan
akan lebih bermakna jika dilakukan oleh diri sendiri dan lingkungan terdekat
kita. Perubahan diri akan memberikan contoh pada orang di sekitar kita.
Sehingga harapannya bisa menularkan atmosfer yang positif untuk orang lain.
Mulailah
perubahan dengan perlahan tapi menunjukkan progres yang positif. Perubahan yang
sedikit-sedikit namun konsisten akan memberikan hasil yang maksimal. Misalnya bisa
dimulai dengan mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai, pengolahan
limbah skala rumah tangga, dan lainnya.
3. Bergabunglah
pada komunitas.
Dukungan sosial dari keluarga, teman, dan orang lain merupakan hal yang sangat dibutuhkan ketika kita akan melakukan sesuatu. Saat ini banyak komunitas yang mendukung gerakan greenjobs dan semacamnya. Salah satunya adalah Coaction Indonesia, sebuah organisasi nirlaba yang berperan sebagai simpul jejaring dan simpul pembelajaran ide-ide inovatif untuk berkontribusi pada program-program pembangunan berkelanjutan di seluruh nusantara. Silahkan kunjungi websitenya di https://www.coaction.id/
Paparan
di atas mengerecut pada beberapa kesimpulan bahwa pekerjaan yang disebut greenjobs tidak melulu berada pada
sektor pertanian, bahkan pada sektor lain seperti transportasi, tekstil, dan
lainnya juga bisa diterapkan. Selain itu cakupan greenjobs luas mulai skala kecil rumah tangga, komunitas, bahkan
skala besar seperti industri. Lebih jauh lagi, greenjobs
sebagai alternatif yang memungkinkan untuk mengangkat perekonomian indonesia melalui
sistem ekonomi sirkular. Sederhananya, greenjobs bisa dilakukan dimanapun dan
oleh siapapun di semua aspek kehidupan. Jadi, ini merupakan peluang bagi anak
muda untuk menjadikan Indonesia yang lebih produktif dan bersih.
Sumber:
ILO, (2008). Green Job: Towards decent
work in a sustainable, low-carbon world. Washington,: United Nations
Environment Programme UNEP, ILO, IOE, ITUC.
Ellen Macarthur. Whats
is the Circular Economy?. (diakses, 10 Februari 2021). https://www.ellenmacarthurfoundation.org/circular-economy/what-is-the-circular-economy
0 komentar