[ BOOK REVIEW ] LOLITA BY VLADIMIR NABOKOV : TAK SEMANIS PERMEN LOLI




Judul : Lolita
Penulis : Vladimir Nabokov
Penerjemah : Anton Kurnia, Atta Verin, dam Ken Nadya Kartakusuma (Bahasa Perancis)
Penyunting : Anton Kurnia
Penerbit : Serambi
Tahun : Edisi Ketiga, Cetakan 1, Maret 2015
Tebal : xii + 454

Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1955 di Perancis. Pada tahun 1958 sempat dilarang berdar oleh pemerintah karena dianggap sebagai buku berbahaya. Sekarang, novel ini sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Novel ini ditulis berdasarkan cerita nyata yang ditambah sedikit cerita-cerita fiksi. Novel ini juga pernah diangkat ke layar lebar sebanyak dua kali dengan aktor yang berbeda pada tiap film.
Menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama, novel ini menceritakan seorang Profesor bernama Humbert ia menyadari bahwa memiliki penyimpangan seksual yaitu lebih menyukai gadis cilik. Suatu hari ia tinggal menyewa kamar di sebuah rumah milik seorang janda bernama Nyonya Haze yang memiliki anak perempuan bernama Lolita.  Gadis kecil berusia 12 tahun. Pertemuan pertamanya dengan Lolita di rumah itu membuatnya langsung jatuh cinta pada Lolita. Setelah tinggal beberapa lama di rumah itu, Nyonya Haze memberikan surat pada Humbert yang berisi bahwa ia mencintai Humbert dan meminta Humbert menikahinya jika memiliki perasaan yang sama. Jika tidak Nyonya Haze memohon Humbert untuk meninggalkan rumahnya. Singkatnya, akhirnya Humbert menikahi Nyonya Haze. Alasanya agar ia bisa bertemu Lolita setiap hari, alasan ini hanya ia yang tahu.
Novel ini menceritakan bagaimana Humbert mencintai dan mengagumi Lolita. Diceritakan dengan selipan humor membuat novel ini semakin menarik. Tapi bagi beberapa orang novel ini terasa membosankan. Salah satu alasanya karena latar cerita yang lawas, ini disebabkan karena cerita ini ditulis dengan kondisi masa ketika naskah ini terbit.
Kekaguman, kecintaan, dan dorongan nafsu seksual Humbert terhadap Lolita diceritakan dengan bahsa yang tidak vulgar. Penulis berusaha menekan penggunaan kata-kata berkonotasi vulgar dan mengganti dengan analogi terhadap suatu yang lain. Menariknya dari novel ini adalah sama sekali tidak mendeskripsikan secara gamblang unsur-unsur pornografi atau "mesum".
Alur cerita sulit ditebak, ada perasaan jijik, lucu, senang, bahkan perasaan sedih. Novel ini menggambarkan bagaimana perasaan Humbert berada dalam dilema antara menyayangi dan mencintai Lolita sebagai kekasihnya serta mengagumi Lolita sebagai partner seksualnya. Sayangnya novel ini hanya menceritakan dari satu sudut pandang saja yaitu Humbert. Jadi pembaca tidak memiliki gambaran bagaimana pikiran dan perasaan Lolita terhadap pengalaman yang dialaminya bersama Humbert.

You Might Also Like

0 komentar