[ BOOK REVIEW ] LOLITA BY VLADIMIR NABOKOV : TAK SEMANIS PERMEN LOLI
- Desember 05, 2018
- By Sri Andayani
- 0 Comments
Judul : Lolita
Penulis : Vladimir Nabokov
Penerjemah : Anton Kurnia, Atta Verin, dam Ken Nadya
Kartakusuma (Bahasa Perancis)
Penyunting : Anton Kurnia
Penerbit : Serambi
Tahun : Edisi Ketiga, Cetakan 1, Maret 2015
Tebal : xii + 454
Novel ini pertama kali
diterbitkan pada tahun 1955 di Perancis. Pada tahun 1958 sempat dilarang berdar
oleh pemerintah karena dianggap sebagai buku berbahaya. Sekarang, novel ini
sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Novel ini ditulis berdasarkan cerita
nyata yang ditambah sedikit cerita-cerita fiksi. Novel ini juga pernah diangkat
ke layar lebar sebanyak dua kali dengan aktor yang berbeda pada tiap film.
Menggunakan sudut pandang orang
pertama sebagai pelaku utama, novel ini menceritakan seorang Profesor bernama
Humbert ia menyadari bahwa memiliki penyimpangan seksual yaitu lebih menyukai
gadis cilik. Suatu hari ia tinggal menyewa kamar di sebuah rumah milik seorang
janda bernama Nyonya Haze yang memiliki anak perempuan bernama Lolita. Gadis kecil berusia 12 tahun. Pertemuan
pertamanya dengan Lolita di rumah itu membuatnya langsung jatuh cinta pada
Lolita. Setelah tinggal beberapa lama di rumah itu, Nyonya Haze memberikan
surat pada Humbert yang berisi bahwa ia mencintai Humbert dan meminta Humbert
menikahinya jika memiliki perasaan yang sama. Jika tidak Nyonya Haze memohon
Humbert untuk meninggalkan rumahnya. Singkatnya, akhirnya Humbert menikahi
Nyonya Haze. Alasanya agar ia bisa bertemu Lolita setiap hari, alasan ini hanya
ia yang tahu.
Novel ini menceritakan bagaimana
Humbert mencintai dan mengagumi Lolita. Diceritakan dengan selipan humor
membuat novel ini semakin menarik. Tapi bagi beberapa orang novel ini terasa
membosankan. Salah satu alasanya karena latar cerita yang lawas, ini disebabkan
karena cerita ini ditulis dengan kondisi masa ketika naskah ini terbit.
Kekaguman, kecintaan, dan
dorongan nafsu seksual Humbert terhadap Lolita diceritakan dengan bahsa yang
tidak vulgar. Penulis berusaha menekan penggunaan kata-kata berkonotasi vulgar
dan mengganti dengan analogi terhadap suatu yang lain. Menariknya dari novel
ini adalah sama sekali tidak mendeskripsikan secara gamblang unsur-unsur
pornografi atau "mesum".
Alur cerita sulit ditebak, ada
perasaan jijik, lucu, senang, bahkan perasaan sedih. Novel ini menggambarkan
bagaimana perasaan Humbert berada dalam dilema antara menyayangi dan mencintai
Lolita sebagai kekasihnya serta mengagumi Lolita sebagai partner seksualnya. Sayangnya
novel ini hanya menceritakan dari satu sudut pandang saja yaitu Humbert. Jadi
pembaca tidak memiliki gambaran bagaimana pikiran dan perasaan Lolita terhadap
pengalaman yang dialaminya bersama Humbert.
0 komentar