TEMPAT OLAHRAGA PALING HITS ( URBAN PEOPLE WORKOUT )
- Desember 06, 2018
- By Sri Andayani
- 0 Comments
Kota-kota
besar menjelma menjadi kota seribu mall. Para pengembang mall bersaing
membangun mall secara luas, megah, dan lengkap. Bahkan di Surabaya banyak mall
yang menamai bagian-bagian gedungnya dengan angka. Angka-angka ini terus
bertambah seiring berjalanya waktu. Bahkan ada mall yang letak lokasi parkiran
sepeda motornya dipisahkan oleh jalan raya yang lumayan besar sehingga para
pengguna motor harus berjalan kurang lebih 50 meter dari parkiran menuju
bangunan mall. Beberapa pengendara motor ada yang mengeluh merasa seperti
didiskriminasi karena hal ini. Saking luasnya, rasanya belum cukup untuk
mengelilingi mall dengan jam layanan mall yang buka pukul 10.00 hingga 22.00
dengan total durasi 12 jam.
Mall
yang semakin luas, megah, dan lengkap, membuat banyak pengusaha yang melirik
spot atau stand-stand yang disediakan oleh pengembang mall. Bahkan penyedia
layanan jasa pun melirik mall sebagai tempat mengembangkan usahanya. Kafe yang
ada di dalam mall bisa beralih fungsi menjadi tempat belajar atau bekerja. Lengkap
mulai salon, perawatan kecantikan, hingga tempat gym semuanya tersedia di mall. Bahkan beberapa mall mengkhusukan
satu lantai diisi oleh beraneka penjual makanan, baik camilan, fast food, hingga restoran besar. Semuanya
ada di mall. Kegiatan apapun seolah-olah bisa dilakukan di mall. Mulai belajar,
bekerja, nyalon, makan, nongkrong, bahkan rapat. Mall menjadi satu tempat yang
berslogan “one stop service”.
Sebagian
orang memberikan label identitas “anak mall” pada diri mereka dan mereka yang
hobi shopping atau sekedar window shopping. Bagi anak mall, mall adalah
tempat wajib dikunjungi. Bahkan banyak yang menyempatkan diri ke mall sehabis
pulang kerja atau kuliah atau mengkhususkan weekend
sebagai waktu kunjung mereka ke mall, ada juga yang memiliki jadwal nge-mall. Mereka akan menghabiskan waktu berjam-jam
berkeliling mall yang luasnya seperti lapangan itu.
Beberapa
orang mengatakan mall sebagai gaya hidup. Bahkan gaya hidup mall ini bisa
dikombinasikan dengan gaya hidup lainya seperti gaya hidup sehat yang sekarang
makin marak disampaikan dalam forum-forum dan media sosial. Bagaimana
mengkombinasikanya? Mudah saja, di beberapa mall sudah menyediakan tempat gym yang berisi kelas-kelas terjadwal
yang bisa kita ikuti. Biayanya relatif disesuaikan dengan kelas yang ingin kita
ambil.
Kendalanya
tidak semua budget urban people mencukupi
untuk mengikut kelas gym yang
lumayan. Kendala lainya, banyak urban
people yang tak punya waktu banyak untuk berolahraga. Pagi-pagi harus
berkutat dengan kemacetan panjang. Pulang kerja sampai tempat tinggal sudah
malam. Mau olahraga di tempat gym tak
ada waktu dan bahkan tenaga sudah menyusut, badan sudah terlalu capek dengan
aktifitas di tempat kerja atau kuliah. Akhirnya mereka yang maunya hidup sehat
ini beberapa orang akan menggunakan waktu weekend
mereka salah satunya untuk kegiatan berolahraga.
(Image by pixababy.com) |
Padahal
sebenarnya menurut saya, orang-orang yang menganut gaya hidup mall dan gaya hidup sehat, bisa
menggabungkan dua hal tersebut. Bahkan olahraga bisa dilakukan dengan hanya window shopping saja. Caranya? gampang,
dengan mengelilingi tiap lantai mall seluas itu sebanyak minimal dua kali saja
sudah menguras tenaga, dijamin kalori akan berkurang. Bahkan ketika window shopping kita tak menyadari bahwa
sudah melewatkan waktu berjam-jam hanya untuk berjalan mengelilingi mall. Cara
berolahraga seperti ini biasanya saya sebut “Urban People Workout “ atau jika lagi bercanda dengan teman-teman biasa
disebut “ Workout-Nya Urban People “
Beberapa
orang yang sudah menganut olahraga model ini mempunyai pandangan ibaratnya
sambil menyelam minum air. Sambil memenuhi keinginan mereka untuk window shopping mereka juga mendapat
manfaat kesehatan secara tidak langsung. Sebenarnya pandangan Urban People Workout ini ngawur tapi ada benarnya juga. Tapi
menurut saya, yang juga menganut olahraga model ini, daripada jalan-jalan
keliling komplek atau jalan di treadmill
mending jalan-jalan di mall, kan sama-sama jalan kaki. Kita tak rugi waktu dan sekaligus bisa memenuhi hasrat kita
sebagai anak mall.
Sayangnya
Urban People Workout juga memiliki
kelemahan. Apalagi bagi orang-orang yang tujuan melakukan Urban People Workout sebagai salah satu cara mengurangi berat
badan. Kelemahan dari Urban People
Workout adalah godaan dari stand-stand
penjual makanan. Bau makanan yang semerbak dan rupa makanan yang beraneka
bentuk membuat mulut semakin banyak memproduksi air liur setelah itu perut akan
berbunyi keroncongan untuk minta diisi. Apalagi sehabis berjalan keliling mall
yang luas itu tenaga sudah berkurang, bukanya malah turun berat badan malah
bisa-bisa bertambah. Bahkan godaan ini pun sast ini juga terjadi di
tempat-tempat yang disediakan untuk berolahraga, seperti car free day. Ada juga beberapa lapangan olahraga yang juga
dijejali oleh penjual makanan. Kita yang ingin berolahraga dalam rangka menurunkan
berat badan harus bertarung melawan godaan-godaan itu.
Intinya
saat ini banyak pergeseran fungsi atau penambahan fungsi tempat, seperti tadi
mall sekaligus digunakan menjadi tempat olahraga. Kemudian kegiatan car free day yang sebenarnya disediakan
untuk berolahraga, memiliki peran ganda sebagai tempat jual beli berbagai macam
barang dan makanan. Lalu tempat makan, kafe, ataupun restoran memiliki peran tambahan
sebagai tempat belajar. Pergeseran fungsi atau penambahan fungsi tempat tidak
selamanya buruk, bahkan ini bisa jadi peluang pengembangan usaha. Ini semua
disadari oleh pemilik modal dan usaha dan mereka berlomba-lomba menyediakan
fasilitas yang membuat konsumen betah berlama-lama di tempat mereka.
0 komentar